Hello!

Tuesday, December 30, 2014

Subject.

Waktu SMA dulu, gw ngerasa panggilan "Aku-Kamu" itu norak dan fake banget. Pendapat ini sedikit banyak kepengaruh sama pendapat Syeren yg kurang lebih isinya sama. Dan waktu gw ngomongin soal ini ke Kak Waldy, dia punya pendapat lain. Kata dia, pemakaain "aku-kamu" itu salah satu yg nandain kalo kita sedang menjalani hubungan yang spesial. Lebih dari temen. Dan saat itu, gw mentah-mentah menolak alasan dia, karena gw ngerasa alasannya bullshit banget.

And here i am now, eat my own shit. :')

Ada 1 kebiasaan si pacar yang sangat teramat gw benci. Kalo lagi kesel atau marah, dia ngelupain pemakaian "aku-kamu" dan kembali ke "gw-lu". Gw juga engga tau kenapa persisnya, tapi gw sangat terganggu sama kebiasaan dia ini.  Kok ya rasanya dia ber "aku-kamu" sama gw ini maksa bener sih? Ga tulus amat. Kalo tulus harusnya ga labil gini dong? Bentar gono, kalo bete jadi gini.

Hari Natal kemarin, gw ketemu si lemot. Sama si ex-boyfie yang sekarang uda naik jabatan jadi hubby. Ada satu hal yang menarik perhatian gw, panggilan mereka satu sama lain. Mereka masih saling memanggil dengan panggilan sayang (semacem dut, dsb), tapi mereka engga lagi memakai aku-kamu. Sekarang mereka ber "gw-lu". Oh, dan mereka tetep rajin gandengan tangan ( a little thing that irritated me a lot). Jadi kalo uda resmi keiket sama yang namanya perkawinan, begitu toh jadinya? Mulut manis selama pacaran uda ga ada lagi?

Ini namanya masalah bukan sih? Atau cuma one of my stupid & complicated mind?
Sekarang gw malah jadi galau ga jelas gara-gara beginian. Cih.

Ini namanya, eat my own shit. Makan tuh panggilan fake. Sekarang dapetnya laki yang berasa itu panggilan fake. :'D 

Padahal kan orang jawa harusnya lebih terbiasa dong ber "aku-kamu" daripada orang Jakarta? Ah, kelamaan sih tinggal di Jakartanya. Di saat begini, gw baru berasa kalo panggilan blue/pink dolphin itu engga terlalu norak. :')

Wednesday, December 24, 2014

Shall we dance?

Shall we dance?

After the rain stop,
and the rainbow comes.

Shall we try to dance?
A little slow dance,
won't hurt anyone, huh?

With a giggles and bunch of kisses
Hands to hands,
cheek to cheek,
and heart to heart.

Shall we dance now?




ps. Dear my darling St. Ipin, wish you a merry christmas, and a happy days ahead. Shall we try to start over again?

Facebook! You're a mind reader!


This is the first thing that i see when i open my facebook page.
And somehow, this is painfully pretty.
How can you do this to me Facebook?
Why?

Friday, December 19, 2014

Mungkin

Let me hold you 
For the last time 
It's the last chance to feel again 
But you broke me 
Now I can't feel anything 



Mungkin hanya jenuh,
atau mungkin sudah jenuh?

Mungkin semua dusta,
tapi bagaimana jika semua benar?

Mungkin pernah ada, namun sekarang tiada?
Atau justru dulu tiada dan sekarang menjadi ada?

Mungkin dia lelah,
mungkin aku lelah,
mungkin kami berdua sudah lelah bersama.


Oh it tears me up 
I try to hold on, but it hurts too much 
I try to forgive, but it's not enough to make it all okay 

You can't play on broken strings 
You can't feel anything that your heart don't want to feel 
I can't tell you something that ain't real 



Mungkin hanya cemas dan resah,
Mungkin hanya duka dan luka
Mungkin hanya asa praduga tak bersalah
Mungkin semua baik-baik saja


Oh what are we doing 
We are turning into dust 
Playing house in the ruins of us (*)



*. Broken Strings - James Morrison ft. Nelly Furtado

Tuesday, December 16, 2014

So Far, So Fine

We talk and then we fight
I talk and i cry
He listen and keep silent
I talk again, and cry again
And he open up a Cheetos
We eat, we fine
So far, so good
And we talk again and fight again.

ps. i love you, and that's all i know. We're doing good,huh?

Tuesday, December 9, 2014

Dear little sister: This is WAR!

Dulu banget, waktu gw lebih kurus dari sekarang, ada seorang sepupu cewek yang sangat sangat gw ga suka. Karena dia ngatain gw gentong! Gila.. Gw dikatain gentong sama anak 5 taon. Fyi, waktu itu umur gw 12/13 taon.

Sakitnya tuh disini ~~ *dangdutbanget*

Penghinaan gw berkesan dan ngebekas sampai sekarang. Dan tadinya gw pikir, gw ga akan pernah bisa engga sebel sama dia. But, i'm wrong. As time goes by, gw mulai biasa aja. Bahkan sejak dia semakin besar, dia bisa jadi temen bicara yang lumayan asik di acara-acara reuni keluarga karena kita ada di angkatan yang engga terlalu beda jauh.

Sejak itu, gw pernah berusaha berkomunikasi sama dia. Salah satunya lewat mention twitter dan DM instagram. Dan keduanya, engga ditanggapin. :') okeh. Gak apa. Mungkin dia lelah.

Bokapnya pernah tanya ke gw, pernah chatting ga sama anaknya? Baik via medsos atau mungkin sms. Gw dengan jujurnya bilang engga. Trus dia ngomong sesuatu yang intinya, masak sama saudara sendiri ga pernah komunikasi sih? Dan dari situ gw mikir, bener juga. Mungkin gw yang harus usaha dikit biar bisa lebih deket kayak gw ke sodara gw lainnya. Ini percakapan bulan Mei, waktu 17an sepupu gw ini.

Pertemuan gw berikutnya dengan dia, sekitar 1 bulan lalu. Waktu acara ulang tahun sodara gw yang lain. Kita ketemu, say "hi", dan ngobrol (yang menurut gw) seru. Ngobrolin study dia di Inggris, soal cowo, rambut, dan beberapa pritilan cewek lainnya. Kita bikin janji buat jalan bareng di hari sabtu selanjutnya! Kita juga ngomongin supaya gw nginep disana malemnya setelah acara hang out bareng itu. Bahkan, dia sampai ngomong ke bokapnya: " Pi, minggu depan aku mau jalan sama ce Cella. Boleh ya pi?"

Honestly, i'm so excited. Gw pikir, ah, this is a big step in our relationship. Karena beberapa alasan, gw pengen bisa deket sama sepupu yang ini. Salah satunya karena dia sepantaran gw.

Sebelom pulang, gw minta nomor dia. Tapi karena gw bilang hp gw mati, akhirnya dia yang nyimpan nomor gw. Dan kita semua pulang dalam damai.

Weekday berlalu. Hari Jumat, gw bertanya-tanya, kok dia belom ngehubungin gw ya? Dan feeling gw mulai ga enak. Singkat cerita, pas hari H, akhirnya gw ngehubungin dia dengan cara komen di salah satu foto IGnya. Kurang lebih kayak gini percakapannya:

Me: R, nanti jadi ga?
She: Sorry ce, i don't think so. Sopirnya 1 dipake mami, 1 dipake koko.
* Padahal setau gw, si koko selalu nyetir sendiri, ga pernah pake supir*
Me: *sok cool* Ah, it's ok. I don't hv ur contact. Aku nungguin kabar dari kamu nih dari kemarin.
She: Iya ce, very busy lately. Sorry banget ya.
Me: Oh, yauda gapapa. Bisa minta no km? Aku mau tanya soal La Salle.
She: xxxx-xxxx-xxx
Me: Okay, aku wassapp yaa

Sampai sini, gw berpendapat alasannya so lame banget! Dan ternyata, Robert juga sependapat sama gw. Very busy sampe ga bisa ngabarin? Ah, really? Emang situ ga niat pergi kali.

Gw mulai pesimis sama usaha gw buat pdkt sama dia. Tapi gw masih berusaha positive thinking. Ah,mungkin dia memang sibuk, dan lelah.

Gw masih mencoba. Gw wassapp dia, basa basi busuk, sebelom mulai ke inti percakapan. Dan kekeselan gw memuncak waktu beaoknya gw liat last seen dia. Cih, ternyata dia uda sempet buka wassapp dan engga bales gw.

Okay. This is enough.

Gw cukup tau, ternyata gw punya sodara yang sangat menyebalkan, bermuka dua, dan snob. Tadinya, gw pikir gosip dari tante gw tentang dia itu cuma gosip belaka. Tapi, ternyata dia memang menyebalkan.

Dan hari ini, gw baru sadar. Wassapp gw di block sama dia. Yep, gw di BLOCK sama bocah ingusan ini. Cih. Keselnya bener-bener luar biasa.

Songong banget sih ni anak. Mentang-mentang bapaknya "kuat". Mentang-mentang maenan make up dia Chanel dan gw merk drugstore. Mentang-mentang suaranya agak bagus.  Percuma neng, kalo kelakuan muka dua gitu.

Kalo kata cc gw, biarin aja. Cukup tau.
Kata ipin, gw dikadalin sama anak Abege.
Dan kata hati gw, gw dimainin!

Lebay? Engga ah. Dia nyebelin gitu. Kalo temen nyebelin sih biasa. Tapi ini saudara loh. Gw kesel banget bahkan sampai sekarang.

Kali ini, gw rasa dia engga lelah.
She's simply asshole.

Ps. Dear little sister, this is war. And dont forget, Karma is a bitch.

Thursday, December 4, 2014

Dear Anonim

Dear anonim,

Ini namanya surat note terbuka. Ngingetin aja sih, siapa tau situ engga tau.
1. Kalo kerja ya fokus dong. Tapi kalo 4 jam fokus ga berhenti, ya meledak kali itu kepala.
2. Gw enggak narsis. Dulu mungkin pernah, sekarang mah boro-boro deh. Yang ada juga low self esteem.
3. Asal bunyi? Barusan gw tanya ke bos, katanya iya. Gw nyeplos "ga tahu" duluan baru mikir.

Sebelomnya gw blom pernah dapet comment dari anonim, selain surat cinta dari bot atau spammer. Tapi comment si anonim ini entah kenapa agak nyentil. Cih. Awalnya gw curiga, ini kerjaan si Fifty. Barusan gw crosscheck, it isn't. Gw pikir dia marah gara-gara gw cerita tentang dia, tapi setelah gw baca lagi, nothing wrong ah. Dan entah kenapa, gw ngerasa si anonim ini tau gw. Jadi anonim, tolong berhenti jadi anonim atau pake nama boongan.

Sekian dan terima kasih.

50 First Shades by. O.P.I

I love 50 Shades of Grey so much! And then, i saw this on my dashboard, a post from Dutch Beauty Blogger. Oh, My God! This is so tempting!
Grey never had a place on my favorite thing. It's not black or white, just something in between. Oh, and wearing grey color make me look bigger! It's a "meh" color for me. Well, you are my only exception, dear Mr. Grey. 



I stop bought nail polish since last year. But, this...*ehem* :') I don't even know why i'm so exciting with this Grey Series.
I guess, i'll put this on my wishlist. :D