Hello!

Tuesday, April 8, 2025

Validation

 

Baru-baru ini, di salah satu acara keluarga, ada saudara sepupu yang ngenalin gw ke temannya. Kebetulan waktu itu duduk di sebelah adik perempuannya jadi ikut kecipratan dikenalin juga. Gw dikenalkan sebagai sepupunya, tapi kemudian ada kelanjutannya. "Ini sepupu gue, tapi uda dianggep kayak adek sendiri." Pas denger itu, rasanya kayak ada kembang api nyala. Lol. Selama ini emang gw selalu mikir kalo mereka ini keluarga terdeket yang uda kayak koko & cece sendiri.Tapi itu kan sebetulnya cuma ada di kepala gw ya. Belom tentu pihak sana ngerasa hal yang sama. Jadi begitu denger pernyataan itu, rasanya kayak gayung bersambut. :)

Cerita lainnya, pas lagi jalan bareng Pak Boss, ketemu sama temennya. Trus ditanya kan, ini (menunjuk gw) siapa? Setelah mikir sekian detik, dijawab "temen". Berbanding terbalik sama cerita sebelumnya, di sini pas denger itu rasanya si hati agak mencelos. Sedih dan ngerasa engga diakuin. 

Selama ini, gw selalu berpikir kalo gw ga butuh validasi orang-orang dan ga peduli sama pendapat orang. Mau dibilang gendut kek, judes kek, atau apa kek. Bodo amat. Kalo kata anak jaman now, bukan donatur dilarang ngatur. Boro-boro mau diatur, dikomen aja sabodo teuing. Tapi kalo dipikir lagi,mungkin itu cuma bagian dari self defense gw aja yang takut tersakiti. I don't care, and i won't get hurt.

Tapi ternyata tidak begitu. Gw peduli, dan setiap ucapan itu masuk ke hati dan numpuk di sana. Ada yang jadi pupuk buat terbang, ada yang jadi pisau yang menyayat hati. 

Kayaknya, di sudut hati terdalam, sebetulnya gw haus validasi. Hahahaha. 
Walaupun haus validasi, tapi saking malesnya ya ga ada effort gede juga buat dapetin validasi itu. Semacam pengen kaya, tapi males kerja. Is it good? or bad? idk.

Wednesday, March 12, 2025

Stay single until the time has come

Belakangan, rasanya agak galau sama status single. Kayaknya sih efek lagi berhemat. Hahaha. Kalo lagi mode hedon, being single is fun! Rasanya bebas dan ga usah ngurusin orang lain. Tapi karena lagi jaga dompet, berasa mau ini itu jadi mikir 2 kali, dan ujungnya berakhir dengan overthinking yang kumat. 

What if i have someone?

What if i stayed?

Trus hari ini, pas lagi scrolling Facebook, ketemu postingan ini.

Stay single until love feels effortless—until it flows as naturally as breathing, not something you have to chase or beg for. 🌷
Stay single until you don’t have to explain the bare minimum, until you’re not constantly teaching someone how to respect you, love you, or meet you halfway. Love should feel like home, not a lesson plan you have to keep repeating.
Stay single until you find someone who just knows—who pays attention, who listens, who makes an effort not because you asked but because they want to. Someone who understands the way you need to be loved, who doesn’t make you feel guilty for needing reassurance, affection, or consistency.
Stay single until you find the kind of love that makes you feel safe, heard, and held—not one that leaves you wondering if you’re asking for too much.

Rasanya kayak dibisikin sama semesta dan dikasih jawaban buat pertanyaan belakangan ini. Don't settle for less. 

Jadi buat sekarang, let's have fun with cowo-cowo 2D dulu. :)

Love should make me content, not anxious.

Tuesday, March 4, 2025

February is my favorite month

Beberapa alasan kenapa bulan ini adalah bulan favorit:

 Ada ulang tahun.

Ada Valentine (yang dirayakan dengan diri sendiri tahun ini dengan mondar-mandir berjam-jam karena semua tempet makan penuh!)

Udaranya masih belum sepanas bulan Juli-September.

Jumlah harinya paling sedikit, yang berarti cuma perlu bertahan 28 hari aja sampai gajian berikutnya. 

Dan febuari tahun ini juga lebih spesial, karena awal bulan ini dimulai di negara baru yang belum pernah dikunjungin dan jadi negara favorit wibu seluruh dunia. Kalo ngeliat balon di Turki itu adalah mimpi istrinya Mas Aris, datang ke Jepang juga ada di daftar 10 besar tempat yang mau aku kunjungi. And i'm so grateful for this chance. Pas di Jepang tuh bolak balik bergumam dalam hati, i live a life i dream of. I can touch the snow! I'm so happy that i dont mind if i die tomorrow. Lol

Mungkin bukan hidup yang tinggal duduk sambil ngipas-ngipas duit, tapi semuanya dicukupkan. Dan diberkati juga dengan hal-hal baik. Emang sih, kalo ngeliat rumput tetangga selalu ada yang lebih hijau, tapi daripada nengok sebelah mulu, selain bikin sakit leher, yang ada jadi ga puas, ngeluh, lalu gimana hal-hal baik mau mampir kan kalo bawaannya uda negatif. Pernah denger soal Law of Attraction? Katanya, apa yang kita pikirkan, bisa jadi kenyataan. Semacam istilah omongan punya kuasa, tapi ini versi telepati. Ga perlu diucapin. Kenyataannya ga sesimple itu juga sih. Ya kali, mikir dalam hati, nanti pulang koper kabinku penuh sama 1000 dolar Amiriki, trus JREEENNNGGGG! Si koper merah keliatan lebih gendut pas pulang. Hidup kan bukan kartun ya.

Tapi, you got the point, right?

Lalu hal lainnya yang belakangan kepikiran terus adalah: i feel content being alone! Jadi ngerasa punya banyak waktu untuk diri sendiri. Ga perlu nunggu orang lain untuk bisa ke tempat yang mau didatengin, atau makan makanan yang uda lama pengen dicobain. Coba tengok berapa banyak kali pertama yang udah terjadi 2 tahun belakangan ini? I can buy my self flower, kalo kata Miley Cyrus. Dan ini bener banget. Belasan tahun, bunga itu ga pernah ada, walaupun ga nyari dan ga pernah minta. Tapi who dont love that kind of gesture sih? Apalagi hopelessly romatic girl semacam si Aquarius bucin ini?

Walaupun di lain waktu, contohnya pas lagi meleran seharian kayak beberapa hari lalu yang bikin males banget nyetir pulang menerjang kemacetan Jakarta. Rasanya akan menyenangkan kalo ada yang dateng jemput, lalu nganterin sampai depan pagar rumah. Terus beliin ronde favorit dari Meruya. Sesuatu yang kalo kata Vilca, itu bare minimum banget. 

Jadi agak gundah kan? I feel content, but i want someone to take care of me. Nah, kalo gini, manifestasi pikirannya harus kayak apa? Setiap hari berdoa supaya dipertemukan dengan seseorang? Atau berusaha hidup dengan moto "i love my self, i need no one to take care of my happiness"? Karena ketika berdoa yang permintaan pertama, isinya harapan. Kalo si jodoh ga nongol juga, nanti malah jadi minderan lagi, ngerasa something wrong with my self, atau kena mild depresion karena ga laku juga. Lol. Dan tau kan, makin tinggi harapan, makin sakit pas jatuh.  Tapi kalo isi doanya adalah ucapan terima kasih, dan ga mau mikirin perkara jodoh lagi, nanti jodohnya beneran ga akan dateng. Hahahahaha.

Life is full of choices ya. Menyebalkan.

Friday, January 17, 2025

Q & A (part 2)


"How old are you?"
- I'm 33.

"How does it feel to be 33?"
- It's not as bad as my younger self think. Actually, it's pretty great being single in 30's.
"What's the reason you're single?"
- Failed relationship. You know, some people say "Love conquer all", but the left the T&C part, " if both parties involved)
"What is something you thought was really important you were younger. But as you get older, you realized it wasn't that important?"
- I used to think: "Love is all we need". But NO! Reality slaps me in the face. MONEY is everything. Love is a glorified word.
"What are the simple things that really matter?"
- The air that we breath. The sunshine that give us warm. Clear water that will keep us hydrate.
"So, if you could go back in time and have a conversation with your younger self, what would you tell her?"
-It will be okay. Even if you feel alone, it's not as bad as you think. You can always hug yourself, no need to wait for someone. It's okay if you can't afford SQ ticket for now, you'll have that chance later and visit beautiful places. But, if you can, please try not to gain more weight. You'll thank me later.

Wednesday, January 15, 2025

Not okay but gotta go

Hari ini rasanya melelahkan sekali. Mungkin karena kemarin abis kelas nyelam, atau mungkin ya lagi cape aja gegara meler seharian. Tadi sore sampe tidur dulu, sekitar setengah jam lebih. Saking ngantuknya diajak ngomong aja uda ngang ngobg ngang ngong.

Malem ini juga ada kelas Body Combat. Uda setengah hati banget. Pengen cepet pulang, makan ayam suwir sambal matah. Atau mungkin lari aja sesuai jadwal. Pokoknya ga mau ikut combat. Cape kan.

Tapi, pada akhirnya aku tetap dateng. Sekarang pas ngetik ini, berasa sedikit bangga sama diri sendiri karena berhasil ngalahin males dan cape. Moodnya juga lebih baik abis ikut kelas dan makan tempura.

Emang sih kata orang-orang, listen to your body. Walaupun tadi di awal aku bilang cape, tapi di dalam hati sebenernya aku tau sih, cuma lagi uring-uringan aja hari ini. Jadi bawaanya males dan cape. Kemarin cuma ikut kelas nyelam yang harusnya jadi waktu relaksasi. Semalam juga tidurnya 7jam++. I have enough rest. 

Tadi pas jalan ke gym, uda ga mikir males lagi. Bukan ga mikir, lebih tepatnya berusaha ga dipikirin. Pokoknya jalan aja, ganti baju aja, masuk kelas aja. Tau-tau 10 track uda selesai.

Good job Cella!

Abis ini kita ngurusin ayam ayam, terus tidur sebelum jam11 ya. Siapa tau besok uda cukup segar buat berenang dan lari. 🤭

Dan mulai hari ini sampai akhir bulan, #30HariBercerita pindah ke blog. As a VVPP rasanya ga nyaman ternyata cerita soal kegiatan sehari-hari, perasaan hari ini atau curhat colongan di sana. Jadi, aku pulang ke rumah yang ini.

Tuesday, January 14, 2025

The necessary risk

Akhirnya kemarin selesai juga baca Heartbreak Motel! 5 bulan buat buku setebal 380an halaman sebetulnya cukup menyedihkan. Tapi yaudah, yang penting bisa centang 1 buku dari daftar TBR tahun ini. Yeay! Dan udah siap buat ketemu Chicco Jericho juga via Netfilx. Double yay!

Salah satu hal yang berkesan selama baca buku ini adalah soal risk, return, dan How to migitate the risk. Istilah-istilah yang asing banget buat aku yang bisa ketemunya sama beton, besi dan bekisting. Sepertinya untuk yang berkutat di bidang manajemen akan lebih familiar. 

Jadi ceritanya Ava bertanya dan Raga menjawab panjang lebar. Contoh dari Raga, soal teller di bank. Resiko kemalingan atau duit ga balance ada banget. Tapi karena belum bisa komputerisasi semua, human touch masih diperluin. Jadi buat meminimalisir kemungkinan buruk yang akan terjadi, dibuatlah SOP naninu naninu. Dengan harapan, persiapan-persiapan ini bikin kemungkinan terjadi kemalingan lebih kecil. Dan kalo kata Raga, hal ini tuh bisa banget dipake di kehidupan kita sehari-hari. 

Misalnya nih, buat pergi jauh, kita perlu naik pesawat kan. Resikonya pesawat bisa jatuh (AMIT AMIT YA!) atau keuangan mengempis. Returnnya kita bisa ke tempat jauh & menghemat waktu, lebih efektif dan efisien. Mitigasi bencananya bisa dengan menabung jauh-jauh hari atau pilih maskapain dengan track record bagus. Atau banyak-banyak berdoa. Hahahahaha. 

Pinter ya Raga. Uda ganteng, tajir, super baik hati punya. Di buku ceritanya Ava ketemu Raga pas nginep di Hotel Keraton. Tapi berhubung sekarang Keraton uda tutup (dan kalo masih buka juga belom sanggup nginep di sana), bisa ga ketemu yang semacam Raga tapi di Hotel Amaris aja? 🥹

Balik lagi ke risk & return. Selesai baca, beberapa kali aku pakai metode ini buat ngambil keputusan. Sebetulnya agak mirip sama metode bikin daftar pro dan kontra, cuma ditambahan bagian pencegahannya aja. Tapi mungkin juga karena bukunya masih fresh di kepala, masih book hangover, jadi masih kepikiran. Liat aja seminggu ke depan. kemungkinan besar sih uda ga peduli lagi soal resiko & mitigasi, balik ke mode implusif. 

Wednesday, December 25, 2024

MERRY XMAS! May your next Christmas more MERRIER!

 Hari ini tanggal 25 Desember 2024, jadi tentu saja yang pertama harus ditulis adalah: Selamat Hari Natal! May yours be merry and bright. :)

Sejak 3 hari terakhir, setiap mau tidur nulis dulu di notes hp, rencana hari besok dari bangun tidur sampai mau tidur lagi, lengkap sampai jam-jamnya. It helps me to feel, "Kay, all is good." Sejak ada proyek Brawijaya ini, tiap hari bawaanya anxious, takut ditagih kapan selesai. Tapi masalahnya, biar cemas dan resah, ternyata masih aja males-malesan kerjainnya. Susah banget buat mulai dan fokus. Kayak hari ini, rencananya kerjain 8jam, tapi sampai sekarang ngetik ini di jam7 malam, 1 baris pipa pun belom dihitung. :')

Yah, seperempatnya bukan salahku sih. Tadi ada meeting dadakan di Serpong yang ga bisa dihindarin. Tapi seharusnya habis meeting bisa langsung pulang, bukan ikut natalan di rumah orang. Atau begitu sampai rumah jam 5 sore tadi, langsung naik kamar dan kerjain, supaya sempet lari dan lanjut kerjain lagi malemnya. Yang terjadi adalah, begitu sampai rumah, nyalain Netflix, lalu lanjutin nonton Last Holiday sambil ngunyah lengkeng. Hahahaha.

Apa aku menyesal? Mungkin iya kalo filmnya jelek. Tapi karena filmnya bagus banget, so no. There is no regret. A perfect film buat ditonton di hari natal ini. I smile a lot,  i muttered, "nanti ke Praha ya pas Christmas Season"  a lot, and i'm feeling good. Ngerti ga sih rasanya, kayak perasaan waktu tutup buku abis baca buku bagus. Rasanya happy , content, and full. Kurang lebih itu yang tadi dirasain waktu nonton film ini.

Filmnya sendiri film lama, yang openingnya sungguh tidak menarik karena gambarnya uda agak jadul. Padahal baru tahun 2006, tapi vibenya jadul banget. Apa kabar Pretty Woman yang bolak balik aku tonton itu? Ckckckckck. Last holiday ini bercerita tentang Georgia, semacam sales di bagian peralatan masak suatu departemen store yang divonis bakal mati 3 minggu lagi. Shock dan sedih, akhirnya dia mengambil keputusan buat ngabisin duitnya dan membuat "the possibilities" jadi "the realities". I love how bold Gloria setelah divonis bakal mati. The money definetely well spent sih. Hahahhaha

Kemudian setelah nonton, dalam hati jadi nanya ke diri sendiri, kalo divonis bakal mati 3 minggu lagi, kira-kira bakal ngapain ya? 

Yang pertama mungkin cek rekening kali ya. :') Sisa duit berapa, cukup ga buat nyiapin pemakaman diri sendiri. Hahaha Yang kedua? Ntahlah. I wanna say, i'll travel as far as i can, tapi sadar diri, duitnya pasti ga cukup. Masa mau mati harus nambah utang dulu? Jadi, mungkin aku akan ke Bali dan nyoba bungee jumping (kalo diperbolehkan secara medis. kan ga lucu harusnya masih 3 minggu malah jadi kecepetan gegara sok-sok mau nyontreng bucket list) atau mungkin juga nyobain ke night club? Hahahaha. Sungguh cetek sekali ya?

Tapi beneran ga kepikiran sekarang. Mungkin harus hidup lebih irit & hustle lagi kali ya kayak Georgia, supaya bisa punya tabungan yang cukup dipake buat nginep beberapa hari di kamar seharga $4000 per malam. :)