Hello!

Thursday, October 23, 2025

honestly i can't find any title for this post

TW: SUICIDE CONTENT! 

Drama korea terakhir yang baru selesai beberapa hari lalu ternyata masih terngiang-ngiang di kepala sampai hari ini. Mungkin karena kepala dan hatinya juga lagi terasa kosong, jadi ending dramanya yang bahkan udah ketauan sejak episode pertama itu masih kebayang-bayang sampai sekarang dan ngambil satu posisi di pojokan tempat kosong tadi.

Ceritanya tentang 2 cewek, sebut saja si A dan B, yang sahabatan sedari SD dan dinamika pertemanan mereka yang putus nyambung. Sampai akhirnya setelah berantem gede yang terakhir, si B ini tau-tau muncul 10 tahun kemudian dan bilang kalo dia punya kanker stadium akhir. Dengan tidak tau malunya, dia meminta si eks sahabatnya ini untuk nemenin ke Swiss buat mengakhiri hidupnya. Yup, assisted death.

Pertama kali denger istilah ini waktu baca buku Me Before You. Sampai sekarang pun masih ga punya nyali buat nonton adaptasi filmnya karena uda tau endingnya seperti apa. Padahal aku suka banget sama Sam Claflin dan senyum sejuta wattnya. Dan sama juga kayak sekarang, setelah baca buku itu, untuk beberapa waktu ending ceritanya masih kebayang-bayang terus. 

Tau ga, cuma di Asia dan Afrika aja yang ga satu negara pun melegalkan eutanasia ke manusia ini. Ga heran ya. Memang hal ini memancing banyak banget perdebatan moral. Who are we to take our own life? Hidup kan pemberian dari yang di Atas. Siapa kita ngerasa punya hak buat ngakhirin hidup itu? Tapi di sisi lain, rasanya aku bisa mengerti kenapa ada orang-orang yang memilih untuk mengakhiri hidupnya.

Oh, please note, ini beda sama suicide ya. Assisted death is legal. Namanya juga assisted, ada yang bantuin buat kita pergi dengan tenang. Dan hal ini cuma boleh dilakukan oleh mereka yang sakitnya terminal dan tidak ada harapan untuk sembuh atau mereka yang berada dalam kondisi kesakitan yang luar biasa. 

Kalo kamu bisa memilih sendiri kapan kamu meninggal, rasanya lebih menenangkan ga sih? Bisa nyelesain dulu hal-hal yang harus diselesain karena udah tau tenggat waktu yang ada. 

Gimana dengan aku? Will i do it?

Salah satu pertanyaan yang sering muncul di kepala itu: Gimana kalo suatu hari aku kena sakit parah,  divonis sakit kronis yang ga bisa sembuh, dan dibilang cuma punya waktu sekitar 3 bulan? Dulu banget, jawaban pertamaku adalah aku akan menjalani sisa hidup dengan nendang satu per satu bucket list yang aku punya. I will spend every penny to check my wishlist. Dulu banget, waktu masih muda dan sehat. hahaha. Lalu di umur 30an, waktu mulai lebih sering minum Actifed kalo ingusan atau mampir ke Indomaret buat nyetok Woods biar kalo batuk tetap bisa tidur, jawab pertanyaan tadi juga ikut berubah. 

How do i survive the pain? Ga mungkin kan sakit kronis tapi ga kesakitan? Setahun terakhir ini, uda 2 strip Alloris yang aku beli. Sesuatu yang dulu ga pernah dilakukan. Kalo ingusan, cuma minum Paramex flu, trus dibawa tidur. It just an allergy, not a big deal. But, how do i survive the pain because of terminal illness? Apalagi menyadari punya mental yang setipis tempe di abang gorengan ini. Boro-boro punya energi dan motivasi buat nendang bucket list satu persatu, i can imagine my self drown in selfpity. lol. Maunya tidur aja, ga mau ngapa-ngapain, ga mau kerja, ga mau ketemu orang. Dan di titik ini, assisted death terdengar tidak begitu buruk.

Tapi, on another note, punya pilihan untuk mendapatkan assisted death itu is a big privilage. Kayak servis kematian lainnya (rumah duka atau pemakaman), aku yakin banget pasti ga murah. Dan karena harus dilakukan di salah satu negara di Eropa, USA, Australia atau New Zealand, jadi tentu ada cost lagi yang harus dikeluarkan. Well, berdasarkan hasil googling, an accompanied suicide di Swiss membutuhkan biaya sekitar 250juta rupiah. Bukan uang kecil, tapi jauh lebih murah dari biaya perawatan kanker selama  1 tahun (kalo ga pakai BPJS).

Kalo di masa depan, aku punya pilihan untuk ini, mungkin akan aku lakukan. Aku akan terbang di bangku first class, aku akan menikmati matahari terbit terakhir dengan pegunungan Alpen sebagai latar belakang, i will live my last day as lively as possible.

Ga tau bagaimana dengan prosedur di negara lain, karena setiap negara punya kebijakan hukum yang berbeda terkait assisted death ini, tapi di Switzerland, yang sudah melegalkan assisted death sejak tahun 1942, jauh sebelum negara lain melegalkan hal yang sama, mengakhir hidup seseorang adalah hal ilegal. Terdengar kontradiktif? Iya, agak. jadi solusinya adalah, you do it by your self. You are the one who will pull the trigger. Karena ini juga, dibanding assisted death, istilah yang lebih sering dipakai di sana adalah accompanied suicide. You are the one who cut your own life line. 

Aku pikir, setelah nulis ini, akan terasa lebih ringan. Kayak uda keluarin sebagian kecil isi kepala yang minta dikeluarin, tapi ternyata, kepalanya ringan, tapi hatinya jadi berat. Lol. Mungkin harus dikasih Trigger Warning di awal postingan ini. 

Sepenuh hati aku berdoa, semoga aku, kamu, dan semua orang di sekitar kita selalu sehat ya. 

Tapi karena masa depan ga ada yang tau gimana juntrungannya, maka mari sekarang kita lebih rajin lagi menabung, apalagi ngeliat kurs Indonesia makin sedih. Ntah duitnya buat contrengin daftar keinginan, atau biaya menyebalkan yang tak terduga atau mungkin buat duduk di penerbangan kelas pertama menuju Switzerland :)

Tuesday, October 14, 2025

Being happy made you uninspired

Belum lama ini baca artikel pendek tentang bagaimana kesedihan atau duka itu lebih banyak memberikan insipirasi ke penulis daripada hal-hal yang menyenangkan. Katanya, karena waktu bersedih, kita lebih unguarded dan bisa mengakses lebih banyak rasa. Dan rasa itu butuh untuk diluapkan, jadi kayak si otak punya semacam mekanisme supaya hal beratnya keluar dan si manusia merasa lebih "enteng". Dan waktu ngerasa senang, kita sibuk menikmati rasa senangnya jadi ga ngerasa ada yang bisa dituangkan di atas kertas. 

Sebagai orang yang sering membuat coretan sedari dini, bisa dibilang ini valid banget sih. Setiap patah hati, mendadak jadi lebih puitis. Rasanya merangkai diksi lebih mudah waktu lagi berduka. Dan sebetulnya ini berlaku di kerjaan juga sih, taip merasa sedih atau marah, rasanya kerjaan jadi lebih cepat selesai karena lebih fokus. Fokus yang dibuat sebagai pelarian dari rasa marah.

Kok emosi emosi negatif ini rasanya bikin jadi lebih produktif ya? Lalu apa perlu lebih sering sedih, marah, dan patah hati? Ya ampun, berat banget rasanya kalo harus ngalamin itu dulu supaya lebih menghasilkan.

Sebetulnya mungkin ga perlu harus mengalami ya. Mengingat, membayangkan dan mencoba ikut merasakan juga bisa bikin inspirasi buat menulis itu keluar kok. Yang susah itu, revisit the memory without reliving it. How do i do that? Ngebuka diary lama aja rasanya nano nano. Sampai sekarang, ada 1 buku yang masih bikin nangis setiap kali dibuka tapi ga sanggup juga buat dibuang. Sesulit itu buat revisit without reliving it.

I wish, my poetic voice can emerge from peace, nostalgia, and wonder. Not only longing or heartbreak.


Thursday, September 25, 2025

Ear Party

Siapa sangka, di umur 30an ini akhirnya punya kuping yang rame banget sama piercingan. Dulu tiap papasan sama cewek yang kupingnya rame, hampir selalu bergumam dalam hati: “ Ih, lucuuu! Pengen juga :( :(“. Dan kemarin malam, piercing ke 13 berbentuk bunga sukses menancap di lower helix kiri. Yeay!

Coba kita tilik balik sejarah perkupingan ini ya.

Lubang-lubang pertama sih udah jelas ya siapa pencetusnya. Pernah liat di utas Thread, ada orang yang ngomel-ngomel karena ditindik pas masih bayi, lalu dia mengeluarkan pertanyaan, 

Random woman: “Wahai para wanita, siapa diantara kalian masih pake anting sekarang? saya mah sdh lama ga,,,lalu kenapa anak2 harus dipaksa?”.
Me: “ Saya masih pake anting kak sampe sekarang. Bersyukur sih ditindik dari bayi, jadi ga perlu ngelewatin sakitnya lagi pas lebih “sadar”. Oh iya, anting saya juga uda nambah. Yang ditindik mama saya sepasang, yang saya tambahin sendiri ada 8 😌”. 

Dan 3 bulan kemudian, angka 10 itu uda berubah jadi 13! Hahaha.

Baiklah, rewind dulu ya ke jaman kuliah. Dulu tindikan ke 4 dan ke 5 dibuat dalam rangka caper ke gebetan. Emang uda niat nambah sih, tapi waktu itu perginya ngajak gebetan biar keliatan kayak kewl gurl ghetooo. Lol. Dan setelah patah hati, tiap liat kuping kiri selalu berasa keinget dia. Akhirnya memutuskan balik sendiri, buat ngeganti memori piercing yang terakhir. Begitulah cerita 5 piercing pertama. Dan angka 5 ini cukup lama bertahan, melewati umur 20an, dan baru mulai bertambah di tahun 2022.

2022 - tambah 2 titik: double helix, tapi abis itu ketutup 1 lubang. 🥲

2024 - tambah 3 titik: helix, conch dan lobe. Piercing di conch ini berkesan banget sih. Gw selalu bilang ke orang-orang kalo ini piercing tersakit. Pas ditusuk itu, rasanya sedetik feels like forever. Ga boong. Sakit banget,kayak ga kelar kelar nusuknya.

2025 - tahun paling ngegas kayaknya sih, baru bulan september tapi uda 4x datang ke tempat piercing dan kemungkinan akan datang lagi di akhir bulan, just because i want and i can. Lol. Bulan Febuari, nambah 1 helix bareng Ce Agnes, buat ngebuka lagi helix yang ketutup dulu. Bulan Agustus lalu bikin 2 lubang di 2 tempat yang berbeda. Tragus kiri yang uda lama jadi wishlist bareng Alif, bikin di Ko Jeffry ( Piercer favorit seantero Jakarta!), lobe kanan bareng Ce Regi di Tindik Plaza Senayan. Trus yang teranyar, semalem banget, bareng Ce Regi lagi di Tindik Central Park. My 13th!!

Pantesan ya, biasa tempat tato sama tempat piercing itu banyak yang lokasinya barengan. Keduanya emang bikin nagih sih. Sampai detik ini, ga ada piercing dan tato yang disesali. Sampai detik ini juga semuanya masih *sparks joy* tiap kali ditilik.

Waktu semalam datang ke Tindik, ada percakapan kayak gini:

Nurse: “Mau tindik dimana kak?”
Me: “ Di lobe”
Nurse: melihat lobe gw dengan bingung, “Dimananya kak?”
Me: “ Di lobe kiri aja”
Nurse: masih ngeliat lobe gw dengan bingung “ Dimananya ya? Kayaknya uda penuh……”
Me: “Distacking antara lobe pertama dan kedua bisa ga?”
Nurse: terlihat bingung

Current left ear with my newest flower saphire


Yah, pada akhirnya emang terlalu maksa sih pake si inverness ini kalo dibikin stacking. Jadi mungkin kalo masih pengen di situ akan balik ke Ko Jeffry saja. Uda kebayang banget mau nambah lagi di forward helix, flat, conch, dan lobe mungkin. Yang ga kebayang itu, kapan berhentinya. Hahahaha

Dulu banget, mikirnya 5 uda cukup lah. Lalu jadi 10, kayaknya juga uda cukup, punya double helix dan helix conch. Tapi tau-tau sekarang uda jadi 13. Menarik sekali ya, rencana Tuhan ga ada yang tau.

Apa banget ih Marcella, bawa-bawa Tuhan sama tindikanmu!

Monday, September 15, 2025

My furry soulmate

Kenalin, ini Upi. Nama aslinya ga inget, kalo ga salah Olaf something something. Nama adopsinya Penelope. Tapi nama panggilannya Upik. Si anak bungsu di kantor. Cakep kan namanya? Yaiyalah, siapa dulu yang ngasih. Ga ada tuh anak gw namanya pake nama makanan, atau warna, atau 1000 nama anjing lainnya. Kylo, Bianca, Penelope. Lol.

Sebentar lagi Upik ini mau ulang tahun loh, menuju masa-masa lulus dari periode Terrible Two. Dan dalam selang waktu hampir 2 tahun kenal Upi, rasanya gw bisa bilang, dari 4 anjing yang sekarang ada, i found my soulmate in her.

Kayak manusia aja, 4 anak ini semua punya love language yang berbeda. Chirra si Nyonya Besar, bahasa cintanya itu Act of Service. Semi semi kayak kucing yang agak ngebossy gitulah kelakuannya. Kalo tempat makan kosong, ditendang tendang biar diisi. Kalo pengen disayang, orang digaruk-garuk sampe dia juga digaruk.

Kylo si Good Boy lain lagi, bahasa cintanya Quality Time. Kylo ga suka dipeluk, tapi Kylo selalu ada disekitaran kita. Rapopo ga main, yang penting barengan sama semuanya. Such a sweetheart lah dia itu.

Lalu ada Bianca si Anak Babi. Lol. Engga deh, Bianca the Anak Babi. 😭😭😭 Ga ketemu kata yang tepat buat gambarin dia. Bianca ga suka digrepe, ga suka dipeluk, kalo dipanggil namanya suka budek, tapi dipanggil “Cookie” langsung lari dari pagar sampai ke dapur. Bisa tidur sendiri, main sendiri, bangun sendiri, pup sendiri, mandiri banget deh. Kalo bisa nyirem pup sendiri lebih bagus ya. Bianca ga clingy kayak Kylo atau bossy kayak Chirra, tapi walaupun tampang dan kelakuannya makin kayak babi sekarang, dia itu a good guardian loh. Gw juga baru sadar belakangan ini. Thats how she show her love. Sesimpel duduk nungguin grandmanya nyuci baju di belakang atau nungguin mamanya pacaran di ruang tamu. Hahaha

Lalu yang terakhir, Upik the Trouble Maker. Kalo kata Ipin, dia ini serusuh Bianca, cuma versi lebih kecil aja badannya. Ga salah sih. Ntah berapa banyak kerusakan dan kerugian yang timbul karena si anak bontot ini. Kacamata lah, bolpen lah, mouse lah, dan segala tetek bengek yang kalo dijumlahin lebih mahal dari harga nebus dia. :’) Mungkin emang trait dari jenis Cooker Spaniel itu super clingy ya, jadi love language si Upi ini adalah physical touch. Dia suka nyodorin kepalanya, trus ditempel ke kepala kita, semacam nose to nose, dan biasanya di posisi ini, otomatis tangan gw akan ngegaruk kupingnya, lalu makin ngefly lah dia. Atau hampir setiap kali gw istirahat dan duduk di lazyboy, tau-tau dia ikutan lompat ke atas, nyari posisi pewe dan bobo di paha. Sampai kadang-kadang pahanya kram karena takut ngebangunin dia.

I love how Upi look at me, deeply and full with love. Berasa banget gitu disayangnya. Atau waktu dia tidur ngedengkur di atas pahaku. Atau waktu dia nyodorin kepalanya buat minta digaruk kupingnya, trus keenakan sampai merem melek. Mungkin karena 3 anak lainnya ga seclingy Upi. Mungkin karena walaupun bukan anak gw, tapi Upi bisa seclingy ini sama gw, jadi i love her very berry much. Rasanya semacam cinta yang berbalas gitu. Hahaha

Udahlah, ga usah lagi cari laki. I have Upi and her love, let me be a crazy dog lady.

Wednesday, September 3, 2025

Home

 "Tadaima.."

Kalo suka nonton drama Jepang, kata ini pasti familiar banget di kuping. Biasa diucapin sama orang yang baru pulang ke rumah, mungkin Ibu yang pulang dari supermarket, Ayah yang pulang setelah bekerja, atau si Anak setelah pulang dari sekolah. Artinya "Aku pulang" atau bisa juga "Aku sudah di rumah". Dan seruan ini biasanya akan dijawab oleh orang yang ada di rumah.

"Okaeri.."

Artinya kurang lebih adalah "Selamat datang kembali". Budaya yang menyenangkan ga sih? Pulang jadi terlihat punya arti yang lebih dalam. Ada orang yang menunggu dan menyambut di rumah. Ada yang mengingatkan, kalo secapek apapun di luar, waktu pulang ke rumah ada orang yang sudah menunggu. Yah, sejujurnya ini agak sedikit diromantisasi ya. Kenyataannya, ga sedikit orang yang begitu pulang ke rumah malah lebih tertekan. Mungkin ayah yang abusive, atau tumpukan baju yang harus diberesin atau orang tua yang harus diurus. Ntahlah. Semua orang punya masalahnya masing-masing.

Tapi di detik ini, aku berpikir, menyenangkan ya kalo pulang selalu ada orang yang udah nunggu untuk bilang "selamat datang". Bikin agak semangat untuk langsung pulang ke rumah.

Mungkin. :)

Thursday, August 21, 2025

Rant of the day

Hari ini mood menulisnya lagi on fire banget ya. Ga heran kan jadi kalo liat Taylor Swift yang ngejadiin episode patah hatinya sebagai modal buat album hits berikutnya. Kayaknya emang galau itu bahan bakar terbaik buat nyari ilham ya. lol.

Am i on my broken heart phase? Nope. 

Lagi galau? Ga terlalu sih. Dibanding galau, lebih tepatnya mungkin merasa bisa berpikir lebih jernih. Aku belom pernah makai narkoba, tapi kalo diibaratin, mungkin sekarang lagi mengalami clarity setelah withdrawal dari obat-obatan. :) Dan setelah lebih jernih, rasanya lebih tenang. "It's okay, Cella. It's okay. Everything will be okay". Peptalk dari 2 malam lalu, berhasil bikin tidur lebih cepat. Bukan tidur nyenyak yang enak banget sampai pagi, tetap aja ada waktunya beberapa kali kebangun di tengah malam, tapi paling engga aku bisa tidur. dan ga kebangun sepanjang malam sampai pagi. 

Beberapa hari belakangan, aku mencoba untuk menemukan "rasa" yang pas dan akhirnya ketemu di postingan thread yang aku posting si awal minggu kemarin. 

unsafe

Jadi bukan marah atau sedih atau kecewa tapi merasa tidak aman. Tidak aman dari apa coba? Ayo coba tebak? hehehe :) Mungkin the ghost of my past? those unwanted feeling? those silent treatment? 

Pada akhirnya, cuma kita sendiri ga sih yang bisa "mengamankan" diri kita sendiri. Punya suami atau ditemenin papa juga ga selalu bikin kita otomatis jadi aman. Akan ada moment di mana mereka ga bisa hadir (or in my case, both of them is non exist,lol) .  Jadi yang balik lagi ke kita. Kalo uda tau keluar jam 2 pagi buat lari pagi itu ga aman, ya tunggu lebih siang buat keluar. Kalo ngerasa pintu toiletnya ga bisa ditutup dan takut didobrak orang, ya pilih toilet yang lain. Pilihannya ada di tangan kita kok. 

Tapi, ga bisa dipungkiri, lebih baik bareng orang yang bikin kita ngerasa aman kan dibanding resah? Hidup udah cukup berat dan penuh hal yang ga aman, apalagi buat cewe. Jadi ga ada salahnya dong kalo kita mau ngerasa aman? I feel safe ngobrol sama bestie yang sekarang ada di belahan dunia lain. I feel safe nulis dan being vulnerable di lahan sebelah. I feel safe setiap kali abis nyetir jauh trus uda sampai di Grogol. I used to feel safe when i'm with him because i can see his intention and feel it as clear as the sea at Labuan Bajo until i feel unsafe and keep asking why do i feel like walk on a thin thread? But i never feel safe with you. I feel comfort, but unsafe. Aneh ya? Kayak ada alarm yang bunyi terus-terusan, cuma bisa di snooze, tapi ga bisa dimatiin.

Tadi pas nyari-nyari kuis lagi buat bahan nulis di sini ( i love quizzes!!!), aku ketemu postingan lama yang cukup menarik dan terlupakan sampai tadi dibaca lagi. Ternyata, aku pernah loh ngerasain status ebagai tunangan orang. Hahahaha. Aku dan kenaifanku. Kalo dipikir sekarang, rasanya lucu. Karena status ini sudah dipastikan di awal, tapi berakhir cuma aku aja yang ngerasa seperti itu dan butuh waktu panjang banget buat nerimanya. Biasalah, kalo belom denial kan belom afdol.

Cerita lucu lainnya, gw teringat lagi kalo ternyata di umur putih abu dulu, pernah diajakin jadi TTM orang. Walaupun TTM pada jaman itu sepertinya beda arti ya sama TTM jaman sekarang, but tetep aja sama-sama nyusahin. Ada masalah apa sih cowo-cowo ini sama gw? How can my human design bilang dengan gate 59 gw yang kebuka, gw sangat mudah untuk menjadi playgirl karena sangat mudah menarik perhatian lawan jenis, tapi lawan jenis yang mendekat modelan yang ga serius? Bukan sekali atau dua kali.

Dulu dan sekarang. Di setiap awal gw selalu bertanya banyak, dan belajar dari kesalahan yang lalu, gw juga menambahkan pernyataan, the do and dont karena gw mau semuanya jelas di awal. Tapi ternyata percuma ya, no one heard and i tolerate it, again.

Sebenernya menyebalkan sekali sih ngomongin beginian di umur segini. Kayak ABG lagi ngerant kan? Agak malu sama umur. hahahaha. Menyebalkan sekali karena umur 24 dan 34, tapi topik bahasan rantnya masih mirip. The boys, me and my stupid defense. 

Kalo kata abang Shell, "Kita mulai dari 0 lagi ya." 

MARRIAGE - 2025 version

Tadi pas lagi throwback ke 2012, ketemu postingan ini trus merasa pengen diupdate lagi setelah 13 tahun berlalu.Tanpa ngeliat tahunnya dan dari jawaban-jawaban yang ada, gw inget emotional state gw waktu. Hopeful with heart and flower. Lol. Dan belakangan gw bertanya-tanya, will i ever feel that way again? 

1. How old are you?
(o)ld 19 count..
(n)ew 21 years old-count..

2025 - 34 and thriving

2. Are you single?
o. :) :) :)
n. No!
2025 - yes :)

3. At what age do you think you'll get married?
o. 24-27
n. 22 years old. ;p
2025 - mungkin engga akan di kehidupan sekarang, mungkin di umur 50, God knows.

4. Do you think you'll marry the person you are with now?
o. why not? only God knows.
n. Yes, i do.. *blushing*

2025 - who?

5. If not, who do you want to marry?
o. Matsumoto Jun!! ahahahahhaa
n. Matsumoto Jun still a good option. :)

2025 - Matsumoto Jun uda kawin :'( Nicolas Saputra belom sih. 

6. Who will be your bridesmaid & bestman?
o. my little hubby niece, Vanessa
n. one of my best buddy, Syeren Felisia

2025 - Bianca

7. Do you want a garden/beach or traditional wedding?
o. garden
n. beach. (see how times can change people's mind..)

2025 - church. ga usah resepsi. duitnya buat honeymoon ke (di bawah)

8. Where do you plan to go on honeymoon?
o. Euro trip! :) Wina, Praha, Paris. :)
n. Maldives

2025 - Tromso?

9. How many guests do you think you'll invite?
o. no one. :p
n. let's count it..

  1. Mom
  2. Dad
  3. Robert
  4. Sonia
  5. Lemot
  6. Acil
  7. Ce Regi
  8. Syeren
  9. Nova
  10. anyone..?

2025 - can i invite no one? lol Males banget sama drama perundangan kawinan ini.

10. Will that include your exes?
o. definetely no
n. idk

2025 - NO

11. How many layers of cake do you want?
o. can i have 3 layer ceke made by chocolate??
n. 2 okay, 3 super! :9

2025 - Ga ada cake juga gapapa. Uda tua, harus ngurangin gula. Undangannya juga nanti di atas 30 semua kok.

12. When do you want to get married, morning or evening?
o. nite. ^^
n. morning. how can we see the sea at night?

2025 - Siang. Biar ga usah bangun subuh banget buat mekap. Pengennya malem, tapi gerejanya kan cuma bisa pagi atau siang.

13. Name the song/tune you'd like to play at your wedding.
o. fly me to the moon - Frank Sinatra
n. When I Fall in Love - Nat King Cole

2025 - Love will stay - GAC

14. Do you prefer fine dining or just normal spoon & fork & knife?
o. yang bisa dmakan dmana saja, kapan saja
n. anything okay.
2025 - Nasi kotak Ny. Hendrawan. Terserah yang makan mau pake tangan atau sendok garpu, tapi di dalamnya uda ada sendok plastik kalo mau langsung dimakan.

15. Champagne or red wine?
o. red wine
n. red wine

2025 - kayaknya ga perlu wine sih. Air putih aja kali. Sehat dan murah. 

16. Honeymoon right after the wedding or days after the wedding?
o. how about before? hahahahahhaa.. trgantung mood
n. right after the wedding. He's kinda very busy..

2025 - RIGHT AFTER THE WEDDING!! Ga sabar banget nunggu buat ke Tromso. Kalo perlu malemnya langsung ke bandara!

17. Money or household items?
o. money!!!
n. money. no arque

2025 - Issshh. ini kayaknya sampai kuda beranak pun, tetep bakal pilih duit ga sih?

18. How many kids would you like to have?
o. 4.. :)
n. 4

2025 - can i have one baby girl, please? :')

19. Will you record your honeymoon in DVD/CD?
o. nope, i'll make some pic
n. yes, why not?

2025 - sekarang uda jaman cloud drive sih, tapi iya, rasanya mau punya rekaman acara pernikahan yang cuma 2 jam itu.

20. Whose wedding plan would you like to know next?
o. anyone who tagged by me
n. anyone?

2025 - emang siapa temen gw yang masih main blog tapi belom kawin dan bisa ditag? Lol


See? FUN! Terlihat sekali ya dari jawabannya, how much i changed over the years. Dari hopelessly romantic girl yang naif, kemudian ke hopeful girl yang merasa masa depannya penuh bunga, dan sekarang di practical woman yang ga mau ribet dan sering menggunakan majas sarkasme. 

Pernah ada masanya aku suka banget sama 90s Jazz. When i Fall in Love dari Nat King Cole, dan Fly Me To The Moon dari Frank Sinatra masih ada di daftar lagu favorit sepanjang masa. Tapi semua lagu itu kan tentang saat kita jatuh cinta bukan? Tentang manisnya. Dan kayaknya, yang aku butuhin sekarang bukan cuma cinta yang semanis madu, tapi juga cinta yang bisa bertahan. So, Love Will Stay adalah pilihan yang tepat. Walaupun, karena cuma mau nikah di gereja, kayaknya sih ga akan kesampaian ya muterin lagu ini di pernikahan. Hahaha.

"Our love will stay, will make it through.."

won't it?