Hello!

Tuesday, October 18, 2011

Pernikahan Beda Agama

Browsing tentang topik ini, dan dapet artikel menarik yang g harap bisa bikin mata beberapa orang yang menilai pernikahan itu harus satu keyakinan, menjadi lebih terbuka.

Pernikahan Beda Keyakinan, Tak Melulu Berdampak Negatif ?


Kalau sudah kadung cinta, apapun tentu akan dilakukan untuk mewujudkan kebahagiaan bersama. Tak juga peduli dengan perkataan orang atau bahkan keyakinan (agama) yang berbeda. Tokh, belakangan semakin banyak pasangan yang akhirnya memutuskan untuk menikah dengan lawan jenis yang beda agama. Mengenai persoalan adanya ajaran agama yang melarang hal ini, semuanya kembali berpulang kepada pribadi dan keyakinan masing-masing.

Pasangan selebritis beda agama yang baru saja melangsungkan pernikahan ada Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen. Ada banyak yang menyayangkan namun tak sedikit pula orang yang bersyukur lantaran cinta mereka akhinya berlabuh ke pelaminan. Tokh, banyak pula pasangan artis yang akhirnya bisa menjaga keharmonisan meski beda agama sekalipun. Sebut saja pasangan Ira Wibowo-Katon Bagaskara atau Nurul Arifin dengan Mayong Suryolaksono.

Banyak orang yang berpikir membina biduk rumah tangga dengan keyakinan yang berbeda akan menemukan banyak kesulitan. Mulai bagaimana mereka akan mendidik dan mengarahkan anak-anak sampai bagaimana harus berjiwa besar kala pasangan merayakan dan menunaikan ibadahnya. Tentu bukan sebuah perjuangan yang tidak mudah, lantaran sifat manusia yang memang terkadang mementingkan egonya. Bila menilik, tentu ada dampak positif dan negatif dari pasangan yang beda agama. Tapi ternyata tidak melulu yang tampil adalah dampak negatifnya, kalau keduanya memang bisa menempatkan dan menjaga segalanya sesudah dengan tugas dan kewajibannya.

Satu yang juga harus ada yakni rasa toleransi. Dampak positifnya tentu saja dapat merasakan betapa menyenangkan bisa merayakan hari besar umat lain dan berkumpul bersama saudara-saudara lain. Paling tidak, kita tak hanya datang berkunjung untuk silaturahmi saja, tapi juga berbincang-bincang tentang perasaan yang dirasakan ketika menjalani ibadah.

Dari pasangan orangtua beda agama yang memberi kebebasan seluas-luasnya kepada anak-anaknya, ini tentu akan menumbuhkan sikap toleransi yang tinggi. Dimana anak-anak diberikan kebebasan untuk menghias pohon Natal tanpa diberi larangan. Ataupun berkunjung ke mesjid untuk belajar mengaji dan sholat. Dengan menanamkan agama sejak kecil, mereka didik untuk bisa bersikap dan berahlak yang baik. Kedepannya, beri mereka kebebasan untuk menganut agama apa yang ingin mereka peluk tanpa terkesan ada paksaan. Mereka juga akan lebih memiliki sikap toleransi yang tinggi terhadap teman-teman dan lingkungannya dibanding yang lainnya.

Kerjasama antar kedua pasangan dalam mengarahkan bahtera rumahtangga tak kalah pentingnya. Dengan demikian pasangan tersebut akan merasakan hidup yang lebih “berwarna” dengan pernikahan beda keyakinan. Hal lain yang juga didapatkan yakni menambah pengetahuan. Belajar dapat diperoleh di manapun, begitu juga pengetahuan tentang keyakinan yang berbeda.

Tentu akan banyak hal yang mendorong kita untuk membaca buku demi menambah pengetahuan tentang beragam kehidupan keyakinan baik yang ada di Indonesia maupun dunia. Dengan demikian ini semakin bisa menyakinkan agama apa yang kita anut kini. Tokh tak selamanya pasangan beda agama akan berdampak buruk. Juga bukan tidak mungkin ada pihak yang akhirnya mengikuti keyakinan pasangannya, meski harus butuh waktu lama. Dan yang pasti pernikahan beda agama, tergantung dari sudut mana anda melihatnya.



taken from here

No comments:

Post a Comment